Manfaat Albumin Ikan Gabus

manfaat albumin ikan gabus

Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang terbuat dari tumbuhan, hewan, mineral, atau kombinasi dari bahan-bahan tersebut yang diolah secara tradisional dan telah digunakan secara turun-temurun untuk pengobatan. Ikan gabus (jawa: kutuk) termasuk salah satu contoh sumber bahan baku obat tradisional.

Secara empiris ikan gabus sering dikonsumsi sebagai lauk pascamelahirkan dan obat luka akibat benda tajam (Ardianto, 2015). Ikan gabus memiliki kandungan protein dengan sebagian besar adalah albumin, lemak dan beberapa mineral seperti Zn, Cu, dan Fe. Daging ikan gabus mengandung albumin sebesar 6,22 persen lebih tinggi dibandingkan albumin dalam susu (0,17 persen), tetapi lebih rendah dibandingkan albumin dari putih telur (7,74 persen). Di antara jenis ikan golongan Cannidae seperti Toman, Kerandang, Mihau, Kihung dan Gabus, kandungan protein tertinggi terdapat pada ikan gabus. Namun, kandungan albumin tertinggi terkandung dalam ikan Toman.

Kadar mineral tembaga (Cu) ikan Gabus mencapai 2,34 persen. Anak-anak membutuhkan mineral tembaga 0,08 mg/kg berat badan dan jika menginjak usia dewasa kebutuhannya turun menjadi 0,03 mg/kg berat badan. Kadar mineral zat besi ikan Gabus sebesar 0,81 mg/100 mL lebih tinggi jika dibandingkan dengan susu sapi segar (0,2-0,4 mg/100 mL), tetapi lebih rendah dibandingkan zat besi dari telur (3,3 mg/100 mL).

Ikan Gabus mengandung seng (Zn) sebesar 3,43 mg/100 mL. Mineral tembaga memegang peran sangat penting dalam beberapa enzim terutama amine oksidase. Selain itu, mineral tembaga dikaitkan dengan penyatuan kolagen dan elastin. Tembaga juga berperan dalam fungsi reproduksi dan fungsi jantung.

Mineral seng mempunyai peran penting dalam proses penyembuhan luka. Mineral seng bersifat esensial untuk sintesis DNA. Defisiensi seng menyebabkan terjadinya kematian sel secara apoptosis. Selain itu, seng juga mempengaruhi berbagai aspek dalam sistem imun, mulai dari sistem pertahanan oleh kulit sampai regulasi gen pada limfosit (Santosa, dkk. 2016). Sedangkan zat besi dikaitkan dengan hemoglobin yang terdapat dalam selsel darah merah. Fungsi utama hemoglobin adalah membawaoksigen untuk fungsi oksidasi tubuh.

Penelitian yang dilakukan oleh Andrie dan Sihombing (2017) menggunakan sediaan salep yang mengandung ekstrak ikan Gabus pada luka akut stadium II terbuka pada tikus jantan galur Wistar terbukti bahwa salep kombinasi fase air (albumin) dan fase minyak dari ikan gabus sebesar 10 persen efektif menyembuhkan luka akut stadium II terbuka.

Penelitian lain menunjukkan bahwa pemberian albumin ikan Gabus dapat menurunkan kadar SGPT dan SGOT pada tikus yang diinduksi dengan parasetamol dosis toksik (Santosa dkk, 2016). Artinya, albumin ikan Gabus dapat meningkatkan fungsi hati. Selain itu, albumin ikan Gabus juga mempunyai aktivitas antioksidan.

Menurut Suprayitno (2009), albumin ikan Gabus digunakan untuk mempercepat pemulihan jaringan atau sel tubuh yang rusak. Pemberian pasien pascabedah dengan kapsul ekstrak ikan gabus selama 10 hari sebesar 0,7 g/dL dapat mempercepat penyembuhan luka operasi (Taslima et al., 2007).

Salep yang mengandung fase minyak ekstrak ikan Gabus pada konsentrasi 10 persen memiliki efek penyembuhan luka sayat. Fase minyak pada ikan Gabus mengandung asam lemak omega-3 dan omega-6 terbukti mampu menyembuhkan luka kronis. Sediaan madu yang ditambahkan albumin mampu memiliki efek sinergisme terutama dalam aspek penyembuhan luka dan peningkatan daya tahan tubuh.

oleh : Dr. Kintoko MSc Apt

Peneliti Herbal Staf Farmasi UAD, Kepala Sentra HKI & PBT UAD dan General Manajer Apotek 3P

Diambil dari Koran Republika (Jawa Tengah dan DIY) edisi Kamis 7 Juni 2018 / 22 Ramadhan 1439 H