Kandungan Madu dan Manfaatnya

kandungan madu dan manfaatnyaMadu mengandung nutrisi, fitokimia, asam organik, dan enzim dan merupakan larutan gula super jenuh dengan kadar air lebih kurang 17,1 persen. Fruktosa merupakan kandungan gula yang dominan terdapat pada madu, yaitu 38,5 persen diikuti dengan glukosa sebanyak 31 persen. Selain karbohidrat, madu juga mengandung sejumlah kecil protein, vitamin dan mineral.

Setiap satu sendok makan, madu menghasilkan 64 kalori. Meskipun kandungan asam amino tergolong sedikit dalam madu, akan tetapi madu mengandung 18 asam amino esensial dan non esensial yang tergolong unik. Salah satu asam amino yang utama terdapat dalam madu adalah proline, diikuti lisin. Asam amino lainnya adalah fenil alanine, tirosin, asam glutamate dan asam aspartat.

Madu diketahui juga kaya mengandung antioksidan enzimatis maupun non enzimatis seperti catalase, asam askorbat, flavonoid dan alkaloid. Salah satu flavonoid yang unik sekali terkandung dalam madu adalah pinocembrin. Senyawa ini terdapat dalam jumlah melimpah pada madu maupun propolis.

Jenis flavonoid lain yang terkandung dalam madu adalah pinobanksin, krisin, galangin, kuercetin, luteolin dan kaemferol. Flavonoid termasuk senyawa polifenol yang mempunyai kemampuan sebagai antibakteri. Berbeda madu berbeda kandungan flavonoidnya. Ini dipengaruhi oleh sumber bunganya. Selain flavonoid, madu mengandung vitamin C pada berkisar antara 0,5-6,5 mg/100 g dengan rata-rata 2,4 mg/100 g.

Asam glukonat merupakan asam organik utama yang terkandung dalam madu. Senyawa ini merupakan hasil dari reaksi enzimatis glucose oxidase. Asam glukonat ini berperan aktif dalam meningkatkan penyerapan kalsium. Ini cocok digunakan dalam terapi osteoporosis pada manula ataupun masa pertumbuhan tulang dan gigi pada anak-anak. Kandungan asam-asam organik lainnya yaitu asam butirat, asam asetat, asam format, asam laktat, asam suksinat, asam malat, asam sitrat, asam oksalat dan asam piroglutamat. Kadar dan jenis asam-asam organik ini berbeda-beda bergantung dari sumber bunganya. Kandungan asam-asam organik ini menentukan tingkat kegetiran dan bau mau serta aktivitas antimikrobanya.

Madu kaya dengan kandungan berbagai enzim seperti glucose oxidase, invertase, diastase/amylase, catalase dan acid phosphatase. Reaksi enzim glucose oxidase menghasilkan asam glutamate dan hydrogen peroksida dari glukosa. Senyawa hydrogen peroksida ini bersifat sebagai antimikroba. Enzim invertase ini merubah sukrosa menjadi fruktosa dan glukosa yang selanjutnya oleh lebah madu ditambahkan ke dalam nectar sebagai gluco-invertase atau fructoinvertase. Sedangkan enzim diastase memecah rantai amilum menghasilkan dektrin dan maltose secara acak.

Kandungan enzim diastase ini bervariasi bergantung dari sumber bunganya. Waktu penyimpanan madu yang lama dan paparan madu terhadap suhu tinggi pada rentang waktu lama akan menyebabkan enzim diastase menjadi tidak aktif. Para peneliti mengatakan bahwa paparan suhu 85 derajat celsius selama 5 menit menyebabkan enzim diastase terdenaturasi (tidak aktif). Oleh sebab itu, sebaiknya madu disimpan pada suhu di bawah 85 derajat celsius.

oleh : Dr. Kintoko MSc Apt

Peneliti Herbal Staf Farmasi UAD, Kepala Sentra HKI & PBT UAD dan General Manajer Apotek 3P

Diambil dari Koran Republika (Jawa Tengah dan DIY) edisi Kamis 26 April 2018 / 10 Sya’ban 1439 H

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *